Senin, 04 Desember 2017

Game Bunda Sayang Level 2 (Day 5)

Bismillahirrahmanirrahim

Hari ini saya mengagendakan untuk ngobrol berdua dengan Kak Saarah, mencoba mengkomunikasikan perihal kemandirian apa saja yang ingin dicapainya lebih dulu. pertama-tama saya mengapresiasi akan konsistensinya untuk mandi sendiri dalam beberapa hari ini. Namun untuk mencuci alat makan sendiri masih sering bolong-bolong. Lalu saya mencoba menanyakan kira-kira hal apalagi yang ingin Kakak bisa lebih dulu? Dan jawabannya sungguh di luar dugaan saya katanya ya yang sesuai dengan cita-citaku, aku kan mau jadi ilmuwan tumbuh-tumbuhan ya aku maunya yang ada hubungannnya dengan itu.

Setelah memikirkannya beberapa saat akhirnya saya memutuskan untuk menuruti keinginannya, saya pun menawarkan bagaimana kalau hari ini kita menanam beberapa sayuran di pekarangan rumah, dan dia pun setuju dengan antusiasnya. Kebetulan sekali sebenarnya sudah beberapa waktu yang lalu saya berencana menanam berbagai sayuran di sekitar rumah namun karena berbagai hal ternyata lupa terus. Akhirnya sepulang mengantarnya ke sekolah saya dan Husna segera berbelanja beberapa buah bibit sayuran.

Sepulang sekolah dia pun dengan antusias bertanya kapan jadinya menanam sayur nya, saya katakan sore saja kalau sudah tidak panas, karena takut bibitnya cepat layu kalau ditanam pas cuaca sedang panas-panasnya plus biar kitanya tidak kepanasan juga. Jadilah sekitar jam 4 sore kami bertiga menanam bibit terong ungu, terong hijau, tomat, cabe merah keriting dan cabai rawit. Dan saya berpesan agar mereka merawat tanamannya setiap hari.



Sedangkan untuk kemandirian mandi sendiri hari ini Kak Saarah sedang tidak mau dibujuk, tiba-tiba saja dia ingin dimandikan seharian ini, kalau sudah ngotot begini biasanya tidak akan selesai selesai kalau tidak dituruti, mucul sifat keras kepalanya. Akhirnya pagi ini Kak Saarah mendinya masih dimandikan umi, namun Alhamdulilah ternyata sore nya sudah mau mandi sendiri lagi setelah asyik berkebun. Dan untuk cuci piingnya dia ngeles, kan sudah berkebun jadi aku gak nyuci piring, dia maunya salah satu saja. Ya tidak apa -apa yang penting tetap berproses ya Kak.

Beda lagi dengan Dik Husna, awalnya saya merasa kalau dia sudah cukup sukses denan belajar makan sendiri nya, namun ternyata ada kalanya dia tetap maunya di suapi, seperti hari ini di pagi hari mau makan sendiri tapi disuapi dulu 3x suapan, dan sore nya malah maunya makanannya ditata di sendok dan dia tinggal menyuapkan ke mulut saja, namun setelah habis setengah akhirnya dia pun mau makan sendiri. Memang benar sekali kiranya untuk membuat sebuah kebiasaan diperlukan waktu yang lama dan terus menerus, sebagai orang tua kita harus benar-benar sabar kalau ingin sukses melatih kemandirian anak-anak kita.

Sebenarnya Dik Husna sudah memiliki kepedulian yang tinggi. Setiap melihat saya melakukan sesuatu dia sering sekali menawarkan bantuan, misalnya saat saya sedang memasak tak jarang dia ikut membantu memotong sayuran atau mencelupkan tahu dan tempe ke dalam bumbu, ikut saya mencuci baju, bahkan mau juga belajar nyuci piring meski harus numpuk 2 kursi agar nyampe di tempat cucian. Dan Hari ini giliran Dik Husna membantu saya beres-beres rumah dan menyapu. Meski hasilnya belum benar-benar bersih tapi saya selalu berusaha mengapresiasinya bahwa saya bangga karena Dik Husna sudah mau belajar menyapu dan beres-beres rumah hari ini. Dan hadiahnya cukup dikasih jempol, pelukan dan ciuman dan dengan bahagia dia akan mengatakan:"Aku Sayang Umi". Semoga dengan hal-hal kecil ini akan menjadikanmu manusia yang mandiri di kemudian hari. Aamiin.


#harike5
#gamelevel2
#tantangan 10 hari
#melatihkemandiriananak
#kuliahbundsayiip



Tidak ada komentar:

Posting Komentar