Tantangan 10 hari "Melatih Kemandirian Anak" memasuki hari ke-4. Ada banyak pelajaran yang bisa diambil dalam beberapa hari. Misalnya antusias anak dalam berlatih kemandirian, satu hari telah berhasil melewati tantangan dengan baik bisa jadi di hari berikutnya ternyata belum bisa. Kita sebagai orang tua tidak bisa memaksakan target kita begitu saja melainkan juga harus memperhatikan kesiapan dan keinginan anak. Butuh banyak belajar untuk menjaga konsistensi dan butuh persiapan banyak tangki kesabaran dalam melatihkan kemandirian pada anak.
Hal ini juga yang bisa saya amati pada anak-anak saya, seperti pada Kakak Saarah dimana saya mentargetkan pekan ini untuk mandiri mencuci alat makan sendiri ternyata dia lebih enjoy dan konsisten pada mandi sendiri dengan segala persiapannya. Sedangkan Dik husna sudah mulai konsisten untuk makan sendiri tanpa di suapi.
Hari ini karena bertepatan dengan Hari Ahad, anak-anak libur sekolah. Hari ini saya tidak ingin fokus pada target-target saya tapi akan mencoba mengikuti kemauan anak-anak sambil melihat peluang dimana kira-kira bisa melatih skill kemandirian mereka.
Hari ini saya berencana membuat cemilan, karena di rumah ada stock ubi ungu maka saya memutuskan untuk mengolah ini saja. Setelah menimbang beberapa saat sambil melihat stok bahan-bahan yang ada akhirnya saya memutuskan untuk membuat timus ubi ungu. Biasanya Kakak Saarah dan Dik Husna suka membantu saya memasak di dapur. Dan benar saja saat kebetulan Kakak Saarah masuk ke dapur dan melihat saya sedang membuat sesuatu, dia pun tertarik mendekat dan bertanya: "Umi lagi buat apa? aku mau bantu boleh?" Jawab saya: "Boleh dong, cuci tangan dulu lalu bersihkan pake lap baru boleh membantu". Dan kemudian kami pun asyik berkreasi membuat timus aneka bentuk ada bentuk bulan sabit, lonjong dan lingkaran. Saat membuat cemilan saya usahakan membebaskan anak membuat bentuk sesuai keinginannya, menurut saya ini juga salah satu cara menghargai kreatifitasnya. Tak bertahan lama Kakak Saarah pun tergoda untuk bermain dengan kakaknya.
Dan yang berikutnya masuk dapur adalah Dik Husna. Tak jauh beda dengan kakanya diapun segera tertarik untuk membantu saya. Sama seperti kakaknya juga Dik Husna pun tak bertahan lama di dapur. Ya tidak apa-apa, namanya juga masih anak-anak masih tahap belajar. Bagi saya pribadi anak-anak seusia mereka punya keinginan membantu orang tuanya sudah merupakan sikap yang layak diapresiasi. Bukan semata-mata hasil yang dinilai. Pada tahap ini saya cenderung lebih pada membangun imaji positif tentang dapur, tentang keseruan memasak agar kelak mereka punya rasa suka untuk memasak.
Kegiatan selanjutnya ternyata anak-anak minta ditemani jalan-jalan, tentu saya tidak menyia-nyiakan kesempatan ini karena saat jalan-jalan bersama biasanya akan banyak hal yang bisa kita eksplor. Benar ternyata sebelum berangkat jalam-jalan mereka menyiapkan cemilan yang kami buat tadi sebagai bekal yang nanti akan dimakan bersama teman-temannya. Membiasakan anak berbagi dengan hal-hal kecil yang bisa dilakukannya. Selain itu hal lain yang bisa ditanamkan adalah kasih sayang dan perhatian karena biasanya kita jalan-jalannya rombongan banyak anak, dan anak-anak yang lebih besar akan kebagian mengurus anak-anak yang lebih kecil. Dan masih banyak lagi tentunya.
Semoga kegiatan hari ini bisa menjadi salah satu kenangan indah yang mengisi memori anak-anak sebagai bekal di kehidupannya kelak. Aamiin Ya Robbal Alamin.
#harike4
#gamelevel2
#tantangan10 hari
#melatihkemandiriananak
#kuliahbundsayiip
Tidak ada komentar:
Posting Komentar